Judul ; Analisis Perubahan Garis Pantai
Lokasi ; Kecamatan Aluh aluh Kalimantan Selatan (Muara sungai Barito)
Aplikasi Yang digunakan; Auto CAD, STWAVE, GENESIS, CEDAS _NEMOS
A.Pengantar
Formulasi matematis dari
proses perubahan garis pantai akan melibatkan persamaan aliran, persamaan
angkutan sedimen dan persamaan konservasi massa
atau dikenal persamaan kontinuitas. Untuk mengetahui perubahan garis pantai
pada lokasi di pantai Alu-Aluh, maka program pemodelan yang digunakan adalah
model GENESIS (GENEralized model for
SImulating Shoreline change). GENESIS mensimulasikan perubahan garis pantai
yang terjadi dalam periode bulanan sampai tahunan yang disebabkan oleh
gelombang. Model GENESIS ini dijalankan melalui program CEDAS-NEMOS. Model
GENESIS tersusun dari dua bagian model.
Bagian model yang pertama adalah menghitung laju perpindahan sedimen sepanjang pantai dan perubahan garis pantai. Bagian model yang kedua adalah model transformasi gelombang yang menghitung tinggi, periode dan arah gelombang pecah disepanjang pantai berdasarkan nilai tinggi gelombang yang diberikan di lepas pantai (offshore). Namun sebelum proses model GENESIS dalam CEDAS-NEMOS dijalankan (running), terlebih dahulu harus melakukan pemodelan gelombang, dimana pemodelan gelombang yang digunakan dalam studi ini adalah model STWAVE (Steady-state spectral WAVE model) yang juga terdapat dalam program CEDAS-NEMOS.
Bagian model yang pertama adalah menghitung laju perpindahan sedimen sepanjang pantai dan perubahan garis pantai. Bagian model yang kedua adalah model transformasi gelombang yang menghitung tinggi, periode dan arah gelombang pecah disepanjang pantai berdasarkan nilai tinggi gelombang yang diberikan di lepas pantai (offshore). Namun sebelum proses model GENESIS dalam CEDAS-NEMOS dijalankan (running), terlebih dahulu harus melakukan pemodelan gelombang, dimana pemodelan gelombang yang digunakan dalam studi ini adalah model STWAVE (Steady-state spectral WAVE model) yang juga terdapat dalam program CEDAS-NEMOS.
B.Model STWAVE
Spektrum gelombang dalam model STWAVE adalah representasi
statistik dari kejadian gelombang dan secara konseptual, spektrum adalah superposisi linier dari gelombang monokromatik, dimana spektrum menggambarkan
distribusi energi gelombang sebagai fungsi dari frekuensi (spektrum satu
dimensi) atau frekuensi dan arah (spektrum dua-dimensi).
C.Model GENESIS
GENESIS merupakan model garis pantai tunggal (one line model) yang mensimulasikan perubahan garis pantai atau maju mundurnya garis pantai berdasarkan adanya angkutan sedimen sejajar pantai. Model numerik GENESIS ini dapat mensimulasikan pengaruh bentuk pantai sendiri dan dibuat untuk memprediksi daerah yang mengalami akresi dan erosi. Persamaan kontinyuitas sedimen pembentuk posisi garis pantai adalah sebagai berikut :
a.Penentuan batas Domain Model
1.
Batas Domain STWAVE Origin
Sebelum menjalankan model STWAVE, terlebih dahulu
ditentukan batas domain (define domain
boundary) dalam sebaran data topografi-bathimetri yang telah diimpor
kedalam CEDAS-NEMOS dengan modul GRIDGEN dengan mempertimbangan posisi garis
pantai dan layout rencana penanganan pantai Aluh-Aluh. Titik awal hasil
penentuan batas domain adalah merupakan STWAVE origin. Dari penentuan tersebut diperoleh STWAVE origin pada X0
= 220419.546 (Easting) dan Y0
= 9607680.75(Northing), panjang sel
grid tegak lurus pantai (RX) = 4600 m dan panjang sel grid sejajar pantai (RY)
= 7640 m dengan interval sel grid (∆X’ dan ∆Y’) = 20 m, serta azimuth (az)
= 900. Seperti tampak pada Gambar 1.1 berikut :
Gambar 1.1. Penentuan Batas Domain Model.
Batas domain di atas akan menjadi
acuan dalam proses simulasi gelombang dengan model STWAVE dan penentuan batas
domain model GENESIS. Batas domain model STWAVE ini ditentukan sesuai kebutuhan
simulasi perubahan garis pantai dan hasil batas domain model STWAVE seperti
tampak pada Gambar
1.2.
2. Batas Domain GENSIS Origin
Running model GENESIS dapat dilakukan
setelah running STWAVE selesai.
Dimana dalam menjalankan model GENESIS ini adalah terkait dengan penentuan
titik GENESIS origin pada batas domain STWAVE. Hasil penentuan spesifikasi grid
awal GENESIS diperoleh easting of GENESIS origin = 225019.545 dan northing
of GENESIS origin = 9609630.75 dengan
panjang garis pantai (X) yang representatif dimodelkan adalah 7640 m dan cell grid (dx) = 20 m, kedalaman kontur
pada stasiun pertama sebelum zona gelombang pecah adalah 2 m. Penentuan titik
awal grid GENESIS ini akan menjadi batas domain untuk simulasi perubahan garis
pantai.
b.Hasil Analis Statistik Gelombang
Data hasil peramalan time series gelombang yakni tinggi
gelombang, periode gelombang dan arah datang gelombang dengan jumlah data
gelombang sebanyak 4017, selanjutnya
dilakukan analisis statistik dengan modul WSAV (Wave Statistical Analysis and Visualisation)
melalui tahapan mengimpor data gelombang ke dalam WWWL data kemudian dilakukan
transformasi dan filter data gelombang dengan modul WIPSH3, dimana periode
gelombang yang tidak menyebabkan transpor sedimen diberi nilai -99. Selanjutnya
gelombang yang bernilai -99 dihilangkan, sehingga data gelombang setelah
melalui proses filter menjadi 1151 data.
Dari
hasil filter data gelombang dari tahun 2001-2011 kemudian dibuat klasifikasi
tinggi gelombang signifikan untuk masing-masing arah gelombang selanjutnya
dibuat mawar gelombang (wave rose)
seperti diperlihatkan pada Gambar 1.3.
Gambar 1.3. Mawar
gelombang hasil transformasi dan filter.
Dari hasil filter data gelombang, selanjutnya dilakukan analisis statistik gelombang dengan WSAV dengan menentukan band limits tinggi dan periode gelombang sesuai dengan atau merepresentasikan data gelombang hasil filter. Dimana band limits tinggi gelombang ditentukan dengan interval 0.50 m dan band limits periode gelombang adalah interval 2 detik sedangkan band limits sudut datang gelombang tidak diubah (modul WSAV secara otomatis menyesuaikan band limits sesuai sudut inputan gelombang). Dari penentuan band limits tersebut kemudian dihitung rata-ratanya (mean). Hasil analisis statistik gelombang menunjukkan bahwa gelombang yang representatif untuk digunakan dalam simulasi terdiri dari 19 kejadian gelombang dengan tinggi, periode dan sudut gelombang yang bervariasi seperti ditunjukkan pada Tabel 1.1. Data tersebut selanjutnya diproses dalam SPECGEN untuk digunakan dalam model STWAVE.
Tabel
1.1. Hasil
analisis statistik gelombang untuk masukan dalam SPECGEN
Tabel 1.1 di atas, yang berisi tinggi gelombang rerata signifikan (H),
periode (T) dan arah gelombang datang yang bervariasi adalah merupakan kejadian
rerata dari data gelombang signifikan selama 11 tahun yang telah melalui proses
transformasi dan filter. Perubahan arah datang gelombang disebabkan model hanya
bisa merepresentasikan gelombang datang dengan sudut 850 dan -850,
sehingga sudut gelombang dari hasil permutasi harus dikurangi dengan 900
atau sudut datang gelombang diubah menjadi local
polar (azimuth = 900). Data gelombang dalam Gambar 1.4 menjadi
data masukan dalam SPECGEN untuk
diproses dalam model STWAVE.
c.Pemodelan GAris Pantai
Pemodelan perubahan garis pantai
dengan program GENESIS dilakukan sepanjang lokasi SID Abrasi Pantai Aluh-Aluh
dengan total panjang garis pantai yang representatif untuk dimodelkan adalah 7.64
km. Pemodelan dilakukan untuk mengetahui perubahan garis pantai beberapa tahun
ke depan dari kondisi eksisting/awal maupun dengan adanya penanganan (pembangunan
tanggul baru) dengan kondisi garis pantai terukur (measured shoreline) tanggal 19 Juli 2012. Dalam pemodelan garis
pantai ini tidak dilakukan kalibrasi model.
Posisi garis pantai dinyatakan
sebagai jarak dalam arah lepas pantai (offshore)
pada setiap titik grid numerik diukur dari garis dasar (base line) yang telah ditransformasi dalam pemodelan GENESIS. Data
gelombang yang digunakan adalah data hasil peramalan gelombang selama 11 tahun
yakni tinggi gelombang signifikan (H0), periode gelombang (Tp)
dan sudut datang gelombang (θ0) yang telah ditransformasi dalam
WISPH3. Sedangkan data terkait sand,
beach, dan longshore transport adalah D50 = 0.108 mm, DB
= 1.50 m, DC = 2.0 m, K1 = 0.15 dan K2
= 0.20, serta nilai smoothing adalah
11.
d.Skenario Pemodelan Garis Pantai
Skenario pemodelan perubahan garis pantai pada pekerjaan SID Abrasi Pantai
Aluh-Aluh Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan ini dibuat dalam dua
jenis model, yaitu:
a. Model I
Skenario Model I adalah
dilakukan simulasi berdasarkan kondisi eksisting atau kondisi tanpa adanya
penanganan pantai. Dimana dibeberapa titik sepanjang pantai di sepanjang pantai
Aluh-Aluh yang masuk dalam lokasi studi terdapat bangunan Tanggul/Seawall (dinding pantai).
b. Model II
Skenario Model II adalah
dilakukan simulasi berdasarkan kondisi dengan adanya penanganan pantai berupa
Tanggul/Seawall (dinding pantai) dan
tetap mempertahankan Tanggul eksisting yang ada dibeberapa titik sepanjang
pantai Aluh-Aluh yang masuk dalam lokasi SID.
Simulasi
kedua skenario pemodelan di atas menganggap bahwa penanganan pantai berupa
Tanggul/Seawall dimulai pada tahun 2012,
sehingga prediksi perubahan garis pantai dimulai dari tanggal 19 Juli 2012
sampai dengan 5 tahun ke depan yakni tanggal 19 Juli 2017 dan prediksi 10 tahun
kedepan yakni tanggal 19 Juli 2022. Dalam simulasi ini pengaruh sedimen dari kesembilan
sungai (1. sungai Bantanan, 2. sungai Musang, 3. sungai Musang Kecil, 4. sungai
Terun, 5. sungai Pakambat, 6. sungai Labat Muara, 7. sungai Tanipah, 8. sungai
Ocen, dan 9. sungai Paluntan) yang
bermuara di sepanjang pantai Aluh-Aluh dianggap sebagai penimbunan pantai (beach fill).
e. Hasil Pemodelan I tanpa Adanya Penanganan (kondisi eksisting)
e. Hasil Pemodelan I tanpa Adanya Penanganan (kondisi eksisting)
Dalam Model I, dilakukan
simulasi dengan garis pantai pada kondisi tanggal 19 Juli 2012 (garis pantai
terukur). Pemodelan ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar potensi
perubahan garis pantai yang terjadi tanpa adanya bangunan Tanggul/Seawall untuk 5 tahun dan 10 tahun ke
depan. Pemilihan prediksi perubahan garis pantai dalam kurun waktu 5 tahun dan
10 tahun kedepan ini disesuaikan dengan ketersediaan data gelombang yang
diramalkan berdasarkan data angin selama 11 tahun.
Hasil pemodelan dengan
program GENESIS untuk 5 tahun ke depan dapat dilihat pada Gambar 1.4 dan 10 tahun ke depan dapat dilihat
pada Gambar 1.5. Sedangkan hasil simulasi perubahan
garis pantai untuk 5 tahun dan 10 tahun ke depan tanpa adanya penanganan (kondisi
eksisting) dengan menggunakan program MS. Excel
ditunjukkan pada Gambar 1.6 serta selisih perubahan posisi garis
pantai hasil simulasi 5 tahun dan 10 tahun ke depan dari garis pantai terukur
2012 tampak pada Gambar 1.7.
Gambar 1.4. Hasil
running GENESIS pada Model I untuk 5
tahun (kondisi eksisting).
Gambar
1.5. Hasil
running GENESIS pada Model I untuk 10
tahun (kondisi eksisting).
Berdasarkan gambar di atas, menunjukan bahwa pantai
di lokasi SID selama kurun waktu 5 tahun mengalami erosi dan akresi. Pada boundary condition (BC) bagian kiri
(sisi selatan) terjadi ekresi sejauh (+) 49,23 m sedangkan pada BC bagian kanan
(sisi utara) terjadi erosi sejauh (-) 13,79 m. Erosi maksimum yang terjadi
sepanjang pantai Aluh-Aluh sejauh (-) 92.74 m dan akresi maksimum adalah sejauh
(+) 154.38 m, sedangkan erosi minimum yang terjadi sepanjang pantai adalah
sejauh (-) 0.02 m serta ekresi minimum sejuah (+) 0.02 m.
Untuk kondisi pantai selama kurun waktu 10 tahun
mempunyai trend yang mirip hanya berbeda dari tinjauan atau posisi perubahan
garis pantai yakni pada boundary
condition (BC) sebelah kiri (sisi selatan) terjadi ekresi (+) 59,00 m
sedangkan pada BC sebelah kanan (sisi utara) terjadi erosi sejauh (-) 14,57. Erosi
maksimum yang terjadi sepanjang pantai Aluh-Aluh adalah (-) 119.58 m dan akresi
maksimum adalah sejauh (+) 153.72 m, sedangkan erosi minimum yang terjadi
adalah sejauh (-) 0.46 m serta ekresi minimum sejuah (+) 0.28 m.
Dari hasil simulasi selama kurun waktu 5 tahun tanpa
adanya penanganan (kondisi eksisting) diketahui bahwa laju transpor sedimen
rerata ke arah kanan (Qrtr) adalah sebesar 68,726.75 m3/tahun
sedangkan ke arah kiri (Qltr) sebesar -5,591.13 m3/tahun, ini
menunjukkan bahwa arah transpor sedimen pantai di sekitar lokasi pantai
Aluh-Aluh lebih dominan ke arah kanan (ke arah utara) hal ini disebabkan
gelombang datang dari offshore menuju
pantai dominan dari arah barat daya. Laju transpor sedimen bersih rerata (mean net annual transport, Qnr)
sebesar 63,135.62 m3/tahun.
Dan berdasarkan hasil perhitungan (output)
model GENESIS diketahui bahwa perubahan volume transpor sedimen selama kurun
waktu 5 tahun tanpa adanya penanganan adalah -38.244,72 m3, dimana
tanda plus (-) menunjukkan bahwa kondisi pantai Aluh-Aluh lebih dominan
mengalami erosi.
Untuk hasil simulasi selama kurun waktu 10 tahun
tanpa adanya penanganan, diketahui bahwa laju transpor sedimen rerata ke arah
kanan (Qrtr) cenderung berkurang yakni sebesar 66,910.75 m3/tahun sedangkan
ke arah kiri (Qltr) sebesar -3,820.02 m3/tahun,
ini menunjukkan bahwa arah transpor sedimen pantai di sekitar lokasi pantai
Aluh-Aluh lebih dominan ke arah kanan (ke arah utara) hal ini disebabkan
gelombang datang dari offshore menuju
pantai dominan dari arah barat daya serta laju transpor sedimen bersih rerata (mean net annual transport, Qnr)
sebesar 63,090.74 m3/tahun.
Sedangkan perubahan volume transpor sedimen selama kurun waktu 10 tahun tanpa
adanya penanganan cenderung bertambah sebesar -61,144.35
m3, dimana tanda plus (-) menunjukkan bahwa kondisi pantai Aluh-Aluh
lebih dominan mengalami erosi.
Berikut ini adalah tabel resume hasil
simulasi/prediksi perubahan garis pantai dalam kurun waktu 5 dan 10 tahun tanpa
adanya penanganan.
Tabel 1.2.
Hasil Simulasi 5 dan 10 Tahun Tanpa Adanya Penanganan (kondisi
eksisting)
F.
Hasil Pemodelan II dengan
Adanya Penanganan
Dalam Model II, dilakukan
simulasi dengan garis pantai pada kondisi tanggal 19 Juli 2012 (garis pantai
terukur). Pemodelan ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar potensi
perubahan garis pantai yang terjadi dengan adanya penanganan yakni bangunan
Tanggul/Seawall untuk 5 tahun dan 10
tahun ke depan.
Hasil pemodelan II dengan
program GENESIS untuk 5 tahun ke depan dapat dilihat pada Gambar 1.8 dan 10 tahun ke depan dapat dilihat
pada Gambar 1.9. Sedangkan hasil simulasi perubahan
garis pantai untuk 5 tahun dan 10 tahun ke depan dengan adanya penanganan
dengan menggunakan program MS. Excel ditunjukkan pada Gambar 1.610 serta selisih perubahan posisi garis pantai hasil simulasi 5
tahun dan 10 tahun ke depan dari garis pantai terukur 2012 tampak pada Gambar 1.7.
Gambar 1.8. Hasil
running GENESIS pada Model II untuk 5
tahun.
Gambar
1.9. Hasil
running GENESIS pada Model II untuk
10 tahun.
Gambar 1.10. Perbandingan perubahan garis pantai prediksi
pada Model II.
Gambar 1.11. Selisih posisi garis pantai terukur dengan
hasil simulasi Model II untuk 5 & 10 tahun.
Berdasarkan gambar di atas, menunjukan bahwa pantai
di lokasi SID dengan adanya penanganan selama kurun waktu 5 tahun mengalami
erosi dan akresi. Pada boundary condition
(BC) bagian kiri (sisi selatan) terjadi ekresi sejauh (+) 48,96 m sedangkan
pada BC bagian kanan (sisi utara) terjadi erosi sejauh (-) 13,79 m. Erosi
maksimum yang terjadi sepanjang pantai Aluh-Aluh sejauh (-) 56.82 m dan akresi maksimum adalah
sejauh (+) 156.06 m, sedangkan erosi minimum yang terjadi sepanjang pantai
adalah sejauh (-) 0.133 m serta ekresi minimum sejuah (+) 0.128 m.
Untuk kondisi pantai selama kurun waktu 10 tahun
mempunyai trend yang mirip hanya berbeda dari tinjauan atau posisi perubahan
garis pantai yakni pada boundary
condition (BC) sebelah kiri (sisi selatan) terjadi ekresi (+) 60,83 m
sedangkan pada BC sebelah kanan (sisi utara) terjadi erosi sejauh (-) 14,57. Erosi
maksimum yang terjadi sepanjang pantai Aluh-Aluh adalah (-) 54.67 m dan akresi
maksimum adalah sejauh (+) 155.71 m, sedangkan erosi minimum yang terjadi adalah
sejauh (-) 0.391 m serta ekresi minimum sejuah (+) 0.039 m.
Dari hasil simulasi selama kurun waktu 5 tahun dengan
adanya diketahui pula bahwa laju transpor sedimen rerata ke arah kanan (Qrtr)
adalah sebesar 66,016.47 m3/tahun
sedangkan ke arah kiri (Qltr)
sebesar -5,014.26 m3/tahun,
ini menunjukkan bahwa arah transpor sedimen pantai di sekitar lokasi pantai
Aluh-Aluh lebih dominan ke arah kanan (ke arah utara) hal ini disebabkan
gelombang datang dari offshore menuju
pantai dominan dari arah barat daya. Laju transpor sedimen bersih rerata (mean net annual transport, Qnr)
sebesar 63,135.62 m3/tahun.
Dan berdasarkan hasil perhitungan (output)
model GENESIS diketahui bahwa perubahan volume transpor sedimen selama kurun
waktu 5 tahun dengan adanya penanganan adalah -35,399.55
m3,
dimana tanda plus (-) menunjukkan bahwa kondisi pantai Aluh-Aluh lebih dominan
mengalami erosi.
Untuk hasil simulasi selama kurun waktu 10 tahun dengan
adanya penanganan, diketahui bahwa laju transpor sedimen rerata ke arah kanan
(Qrtr) cenderung berkurang yakni sebesar 62,653.09 m3/tahun
sedangkan ke arah kiri (Qltr) sebesar -3,442.95 m3/tahun,
ini menunjukkan bahwa arah transpor sedimen pantai di sekitar lokasi pantai
Aluh-Aluh lebih dominan ke arah kanan (ke arah utara) hal ini disebabkan
gelombang datang dari offshore menuju
pantai dominan dari arah barat daya serta laju transpor sedimen bersih rerata (mean net annual transport, Qnr)
sebesar 61,002.21 m3/tahun.
Sedangkan perubahan volume transpor sedimen selama kurun waktu 10 tahun dengan
adanya penanganan sebesar (+) 90,555.46 m3, dimana tanda plus (+)
menunjukkan bahwa kondisi pantai Aluh-Aluh lebih dominan mengalami akresi.
Berikut ini adalah tabel resume hasil
simulasi/prediksi perubahan garis pantai dalam kurun waktu 5 dan 10 tahun dengan
adanya penanganan.
Tabel 1.3. Hasil Simulasi 5 dan 10 Tahun dengan Adanya Penanganan
(bangunan tanggul)
Mas, bisakah saya bertanya-tanya lebih lanjut?
BalasHapusBoleh saja mas.. apa yg mau ditanyakan?
BalasHapusMas, saya mau tanya. Genesis/ Nemos ini prinsipnya menggunakan rumus transpor sedimen yg mana ya? CERC, Manohar atau apa? terimakasih
BalasHapusboleh minta softwarenya gak mas
BalasHapusbisa minta softwarenya ga mas.?
BalasHapusassalamualaikum mas, saya boleh mintak softwarenya? atau beli juga boleh, mohon bantuannya mas, saya sedang skripsi dan sudah mencari cari tapi tetap tidak dapat juga softwarenya
BalasHapus