Judul
; Pemodelan Restivity (Geolistrik)
Lokasi
; Sofifi, Maluku Utara
Aplikasi yang digunakan ;Res2Dinv, Surfer, Rockworck.
Pengambilan data koordinat menggunakan geographich
position system (GPS) dalam hal ini system koordinat yang digunakan adalah Universal Tranverse Metactor WGS 1984
zona 52N sesuai letak astronomis lokasi proyek terhadap sistem pemetaan
global.
Titik tengah geolistrik
merupakan posisi alat restivity berada,
berikut merupakan daftar letak titik tengah pelaksanaan geolistrik di lokasi
proyek (Tabel 1) ;
Tabel 1 Koordinat Titik Tengah Geolistrik
Bentangan geolistrik adalah arah elektroda
arus dan potensial yaitu berupa rangkaian kabel dan besi
elektroda yang terbagi menjadi dua bahagian merata dari titik pusat alat restivity. Pada pelaksanaan survei geolistrik pada lokasi rencana pembangunan PLTU Sofifi jumlah total bentangan
150m yang terbagi menjadi 2(dua) bahagian dari titik alat restivity berada, dengan panjang masing-masing bentangan 75m , estimasi
kedalaman lapisan batuan yang dapat diinversi hingga kedalaman 35m dari permukaan tanah.
Arah bentangan dibuat berarah Utara-Selatan dengan maksud
untuk mewakili areal studi, jumlah total bentangan sebanyak 6 (enam) bentangan
dengan spasi atau jarak antara bentangan 33m (Gambar
1).
Gambar 1. Peta sebaran Geolistrik
Untuk mendapatkan
nilai elevasi dan jarak antara tiap
titik geolistrik dan digunakan alat ukur theodolite dengan sistem pengukuran
poligon, pengukuran poligon terdiri dari pengukuran sudut dan jarak
yang akan digunakan untuk menentukan titik-titik koordinat berdasarkan satu
bidang referensi, dalam hal ini bidang referensi yang digunakan adalah
koordinat UTM (Universal Transfer Mercator). Bentuk pengukuran poligon untuk
pekerjaan ini adalah pengukuran poligon terbuka dengan kontrol azimuth.
Maksud
dari pengukuran melintang ini adalah untuk menentukan arah dan ketinggian
titik-titik detail yang bertujuan untuk mendapatkan potongan melintang dari
bentangan elektroda arus dan potensial. Metode yang digunakan dalam pengukuran
melintang ini adalah metode tachimetri. Pengukuran ini dilakukan pada setiap
jarak atau interval 33 m.
Pengambilan titik-titik detail cross dilakukan
dengan cara tachimetri dan mengikatkan patok-patok yang telah diketahui
koordinat dan elevasinya (diperoleh dari hasil pengukuran dan perhitungan)
Analisis geolistrik
didasarkan atas hasil pengukuran restivity eksisting lapangan dan
perhitungan yang kemudian dikorelasikan dengan
peneliti terdahulu tentang kondisi geologi regional dan hasil pengamatan
langsung dilapangan. fariasi lapisan
batuan tiap lokasi titik duga
diinterpertasikan menurut tiap hambatan jenis yang dihasilkan dalam bentuk
inversi zona lapisan. Kedalaman koreksi 0-2,5m (diasumsikan sebagai tebal
lapisan tanah), dengan panjang bentangan mencapai 150m dengan total kedalaman zona inversi mencapai
35m dari permukaan tanah (Gambar 2)
Gambar 2. Hasin Inversi Tiap Titik Restivity.
- Lapisan 1; Meterial berukuran lempung dengan campuran sedikit pasir mengandung air yang bersifat payau dengan kandungan kadar air payau semakin dalam semakin sedikit.
- Lapisan 2; Material kedap air diduga merupakan lapisan batulempung. .
- Lapisan 3; Material berukuran pasir.
- Lapisan 4; Campuran antara material berukuran kerakal dan pasir.
- Lapisan 5; Batuan kompak diinterpertasikan berupa intrusi basalt.
Analisa ini bertujuan untuk menyederhanakan hasil inversi
zona batuan dalam bentuk data logbor
yang akan digunakan untuk analisa lanjutan berupa pembuatan penampang melintang
yang lebih fleksibel dalam artian tidak terikat hanya sebatas pada penampang
melintang yang dihasilkan pada saat pengukuran geolistrik namun dapat pula
menghasilkan penampang dari arah lainnya yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
Untuk masing- masing zona inversi perlapisan batuan kemudian dibuat dalam bentuk
logbor menjadi 11 bahagian dengan sistem
kode awal G01-G06 dengan detail kode C1-C11.
Kode XX-C6 merupakan titik tengah dimana
posisi alat restivity berada (Gambar 3). Hasil penyederhanaan tersebut menghasilkan 66 (enampuluh
enam) titik logbor yang tersebar
merata pada lokasi pengukuran geolistrik (Gambar 4).
Gambar 3. Contoh penyederhanaan hasil inversi batuan dalam bentuk logbor (Geolistrik 02).
Gambar 4. Sebaran logbor daerah studi
Analisa volume bertujuan untuk mengetahui volume batuan/tanah
berdasarkan hasil pelaksanaan survei. Analisa
ini menggunakan model 3D hasil
interpolasi antara logbor yang telah dianalisis sebelumnya.
Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa volume tanah berjumlah 48875m3
atau 7,315% dari keseluruhan volume material pada lokasi survey, volume lempung
berpasir berjumlah 138600m3 atau 20,74%, volume batu lempung 62500 m3
atau 9,35%, volume batu pasir 175250 m3 atau 26,22%, volume kerakal
berpasir 180550 m3 atau 27,02%, volume basalt 62500 m3 atau
9,35% (Gambar 6) .
Elevasi muka airtanah lokasi studi berkisar antara
kedalaman 2,5- 10 meter dengan tebal lapisan akuifer 2,5m -19m (Gambar 5) . Pola sebaran air
tanah ini mengikuti batuan pembawanya yaitu lempung berpasir yang mempunya
kemampuan menyimpan airtanah dan
didukung oleh lapisan batuan impermiabel dibawahnya yaitu batu
lempung sehingga membentuk sistem akuifer terbuka bebas.
Gambar 5. Pola Sebaran Muka Airtanah.
Gambar 6. Model 3D Perlapisan batuan
Gambar 7. Contoh Sayatan G6C1-G1C1
selamat siang pak..maaf saya mohon informasi dan sedikit ilmunya, mudah2an berkenan memberikan jawaban atas kesulitan saya..saya sudah 2 kali menggali sumur namun selalu terbentur berhadapan dengan bongkahan2 batu besar pada kedalaman sekitar 8mtr dari permukaan tanah,batu tersebut kompak dan sulit sekali dihancurkan,kalau dibor saya belum sanggup biayanya..mohon informasi dan ilmunya,saya berlokasi di bandung jawa barat dan berada di kaki perbukitan.dengan kemiringan sekitar 25-35 derajat.kalau menurut pengalaman bapak,apakah seluruh daerah rumah saya tinggal akan ada batu pada kedalaman tersebut secara merata atau batu hanya berada pada lokasi tertentu saja?saya berencana akan menggali pada lokasi ke 3 di depan rumah berjarak sekitar 12 meter dari lokasi penggalian 1 dan 2 dengan harapan tidak akan menemukan batu seperti pada lokasi 1 dan 2,jikalau ada pun mudah2an tidak sebesar seperti sebelumnya sehingga dapat diangkat ataupun dipecahkan.mohon jika dapat dibantu,saya sangat berharap dan berterima kasih atas jawabannya..terimakasih sebelumnya.
BalasHapushormat saya
Catur-Bandung
Saya akan mencoba menjawab sepengetahuan saya;
BalasHapusSebelumnya informasi yang bapak berikan kurang lengkap (foto contoh batuan / lokasi atau nama desa/ jarak antara sumur 1 dan 2 atau ada tidaknya sumur terdekat dengan lokasi bapak) tapi setelah saya mempelajari kondisi hidrogeologi di kota bandung memang merupakan daerah yang kaya akan lapisan akuifer (kandungan air tanah ) namun pada daerah tertentu terdapat lapisan batuan yang sangat keras berupa breksi vulkanik dengan ciri hitam, pejal, kalau di pecahkan dan di amati secara seksama terdapat bijih(serat) yang mengkilat berwarna hitam, kalau batuan yang bapak jumpai mempunyai ciri tersebut sebaiknya bapak mengghentikan pekerjaan, karena keterdapatan batuan tersebut menerus atau tersebar merata.
Demikian jawaban saya semoga membantu....