Menu

ANALISIS

Sabtu, 09 Juni 2012

Model Restivity

Judul                                ; Pemodelan Restivity (Geolistrik)
Lokasi                              ; Sofifi, Maluku Utara
Aplikasi yang digunakan  ;Res2Dinv, Surfer, Rockworck.

 
Pengambilan data koordinat menggunakan  geographich position system (GPS) dalam hal ini system koordinat yang digunakan adalah Universal Tranverse Metactor WGS 1984 zona 52N sesuai letak astronomis lokasi proyek terhadap sistem pemetaan global. 



Titik tengah geolistrik  merupakan posisi alat restivity berada, berikut merupakan daftar letak titik tengah pelaksanaan geolistrik di lokasi proyek (Tabel 1) ;

Tabel 1 Koordinat Titik Tengah Geolistrik


Bentangan geolistrik adalah arah  elektroda arus dan potensial yaitu berupa rangkaian kabel dan besi elektroda yang terbagi menjadi dua bahagian merata  dari titik pusat alat restivity. Pada pelaksanaan survei geolistrik pada lokasi rencana  pembangunan PLTU Sofifi jumlah total bentangan 150m yang terbagi menjadi 2(dua) bahagian dari titik alat restivity berada, dengan panjang masing-masing bentangan 75m , estimasi kedalaman lapisan batuan yang dapat diinversi hingga kedalaman 35m dari permukaan tanah.

Arah bentangan dibuat berarah Utara-Selatan dengan maksud untuk mewakili areal studi, jumlah total bentangan sebanyak 6 (enam) bentangan dengan spasi atau jarak antara bentangan 33m (Gambar 1).

 
Gambar 1. Peta sebaran Geolistrik

 Untuk mendapatkan nilai elevasi dan  jarak antara tiap titik geolistrik dan digunakan alat ukur theodolite dengan sistem pengukuran poligon, pengukuran poligon terdiri dari pengukuran sudut dan jarak yang akan digunakan untuk menentukan titik-titik koordinat berdasarkan satu bidang referensi, dalam hal ini bidang referensi yang digunakan adalah koordinat UTM (Universal Transfer Mercator). Bentuk pengukuran poligon untuk pekerjaan ini adalah pengukuran poligon terbuka dengan kontrol azimuth.
Maksud dari pengukuran melintang ini adalah untuk menentukan arah dan ketinggian titik-titik detail yang bertujuan untuk mendapatkan potongan melintang dari bentangan elektroda arus dan potensial. Metode yang digunakan dalam pengukuran melintang ini adalah metode tachimetri. Pengukuran ini dilakukan pada setiap jarak atau interval 33 m.
Pengambilan titik-titik detail cross dilakukan dengan cara tachimetri dan mengikatkan patok-patok yang telah diketahui koordinat dan elevasinya (diperoleh dari hasil pengukuran dan perhitungan)


Analisis geolistrik didasarkan atas hasil pengukuran restivity eksisting lapangan dan perhitungan yang kemudian dikorelasikan dengan  peneliti terdahulu tentang kondisi geologi regional dan hasil pengamatan langsung dilapangan. fariasi lapisan batuan  tiap lokasi titik duga diinterpertasikan menurut tiap hambatan jenis yang dihasilkan dalam bentuk inversi zona lapisan.   Kedalaman koreksi  0-2,5m (diasumsikan sebagai tebal lapisan tanah), dengan panjang bentangan mencapai 150m dengan total kedalaman zona inversi  mencapai  35m dari permukaan tanah (Gambar 2)



 Gambar 2. Hasin Inversi Tiap Titik Restivity.
 
  1. Lapisan  1; Meterial berukuran lempung dengan campuran sedikit pasir mengandung air yang bersifat payau dengan kandungan  kadar air payau semakin dalam semakin sedikit.
  2. Lapisan 2; Material kedap air diduga merupakan lapisan batulempung. .
  3. Lapisan 3; Material berukuran pasir.
  4. Lapisan 4; Campuran antara material berukuran kerakal dan pasir. 
  5. Lapisan 5; Batuan kompak diinterpertasikan berupa intrusi basalt. 


Analisa ini bertujuan untuk menyederhanakan hasil inversi zona batuan dalam bentuk data logbor yang akan digunakan untuk analisa lanjutan berupa pembuatan penampang melintang yang lebih fleksibel dalam artian tidak terikat hanya sebatas pada penampang melintang yang dihasilkan pada saat pengukuran geolistrik namun dapat pula menghasilkan penampang dari arah lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan.  

Untuk masing- masing zona inversi  perlapisan batuan kemudian dibuat dalam bentuk logbor menjadi 11 bahagian   dengan sistem kode awal G01-G06 dengan detail kode  C1-C11. Kode XX-C6 merupakan titik tengah  dimana posisi alat restivity berada (Gambar 3). Hasil penyederhanaan tersebut menghasilkan 66 (enampuluh enam) titik logbor yang tersebar merata pada lokasi pengukuran geolistrik (Gambar 4).

 Gambar 3. Contoh penyederhanaan hasil inversi batuan dalam bentuk logbor (Geolistrik 02).
  Gambar 4. Sebaran logbor daerah studi

Analisa volume bertujuan untuk mengetahui volume batuan/tanah  berdasarkan hasil pelaksanaan survei. Analisa ini menggunakan model 3D  hasil interpolasi antara logbor  yang telah dianalisis sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa  volume tanah berjumlah 48875m3 atau 7,315% dari keseluruhan volume material pada lokasi survey, volume lempung berpasir berjumlah 138600m3 atau 20,74%, volume batu lempung 62500 m3 atau 9,35%, volume batu pasir 175250 m3 atau 26,22%, volume kerakal berpasir 180550 m3 atau 27,02%, volume basalt 62500 m3 atau 9,35% (Gambar 6) .

Elevasi muka airtanah lokasi studi berkisar antara kedalaman 2,5- 10 meter dengan tebal lapisan akuifer  2,5m -19m (Gambar 5) . Pola sebaran air tanah ini mengikuti batuan pembawanya yaitu lempung berpasir yang mempunya kemampuan menyimpan airtanah  dan didukung oleh lapisan batuan impermiabel dibawahnya yaitu   batu lempung sehingga membentuk sistem akuifer terbuka bebas. 

Gambar 5. Pola Sebaran Muka Airtanah.



                                       Gambar 6. Model 3D Perlapisan batuan
  
    Gambar 7. Contoh Sayatan G6C1-G1C1





 


2 komentar:

  1. selamat siang pak..maaf saya mohon informasi dan sedikit ilmunya, mudah2an berkenan memberikan jawaban atas kesulitan saya..saya sudah 2 kali menggali sumur namun selalu terbentur berhadapan dengan bongkahan2 batu besar pada kedalaman sekitar 8mtr dari permukaan tanah,batu tersebut kompak dan sulit sekali dihancurkan,kalau dibor saya belum sanggup biayanya..mohon informasi dan ilmunya,saya berlokasi di bandung jawa barat dan berada di kaki perbukitan.dengan kemiringan sekitar 25-35 derajat.kalau menurut pengalaman bapak,apakah seluruh daerah rumah saya tinggal akan ada batu pada kedalaman tersebut secara merata atau batu hanya berada pada lokasi tertentu saja?saya berencana akan menggali pada lokasi ke 3 di depan rumah berjarak sekitar 12 meter dari lokasi penggalian 1 dan 2 dengan harapan tidak akan menemukan batu seperti pada lokasi 1 dan 2,jikalau ada pun mudah2an tidak sebesar seperti sebelumnya sehingga dapat diangkat ataupun dipecahkan.mohon jika dapat dibantu,saya sangat berharap dan berterima kasih atas jawabannya..terimakasih sebelumnya.

    hormat saya

    Catur-Bandung

    BalasHapus
  2. Saya akan mencoba menjawab sepengetahuan saya;
    Sebelumnya informasi yang bapak berikan kurang lengkap (foto contoh batuan / lokasi atau nama desa/ jarak antara sumur 1 dan 2 atau ada tidaknya sumur terdekat dengan lokasi bapak) tapi setelah saya mempelajari kondisi hidrogeologi di kota bandung memang merupakan daerah yang kaya akan lapisan akuifer (kandungan air tanah ) namun pada daerah tertentu terdapat lapisan batuan yang sangat keras berupa breksi vulkanik dengan ciri hitam, pejal, kalau di pecahkan dan di amati secara seksama terdapat bijih(serat) yang mengkilat berwarna hitam, kalau batuan yang bapak jumpai mempunyai ciri tersebut sebaiknya bapak mengghentikan pekerjaan, karena keterdapatan batuan tersebut menerus atau tersebar merata.
    Demikian jawaban saya semoga membantu....

    BalasHapus