Lokasi : Kutai Kartanegara
Aplikasi yang digunakan ; Plaxis 8.X Professional version
A. Pengantar
Plaxis
adalah paket program elemen hingga yang telah dikembangkan secara khusus
untuk analisis deformasi dan stabilitas di proyek geoteknik yang menggunakan
Finite Element method. Prosedur input grafis yang sederhana memungkinkan
penghitungan cepat dan kompleks pada model elemen hingga, dan hasil komputasi
yang tepat. Perhitungan itu sendiri sepenuhnya otomatis dan berdasarkan
prosedur numerik yang tepat. Dalam merampungkan mesh, cluster dibagi menjadi
elemen segitiga. Sebuah pilihan yang dapat dibuat antara 15 elemen node dan 6
elemen node (Gambar 1). Simpul dengan 15
elemen memberikan perhitungan dan potensi kegagalan konstruksi yang akurat,
sedangkan perhitungan dengan 6 elemen-node memberikan proses komputasi yang
lebih cepat.
Gambar 1 Tipe dari element titik dan point tekanan 15-titik elemen,
b) 6-titik elemen (Manual Plaxis).
B.Deskripsi Kasus
Lokasi pelaksaan pekerjaan terletak pada ruas Jalan XX Tenggarong Kabupaten Kutai Kertanegara. Pada bagian permukaan kondisi eksisting berupa timbunan dan bekas galian berpasir berwarna coklat tua hingga mencapai kedalaman 2,40 meter. Kondisi Lapisan tanah dibawah timbunan berupa very soft clay hingga mencapai kedalaman 10 meter. Pada kedalaman 10-22 meter berupa lempung pasiran keabu-abuan dengan konsistensi sangat lunak. Pada kedalaman 22-27 meter berupa lempung organik pasiran keabu-abuan dan pada kedalaman 27-30 meter berupa lempung sedang bercampur pasir keabu-abuan. Kondisi muka air tanah pada saat pelaksanaan soil investigation berada pada kedalaman 1,6 hingga 1,7 meter dari permukaan eksisting.
C.Kebutuhan Data
Untuk keperluan Analisis dibutuhkan data sebagai berikut ;
Jalan
XX Tenggarong kabupaten Kutai Kertanegara
Referensi BH-01
(a) Skematik desain (Gambar 2 )
(b) Data Tanah (Tabel 1)
(c) Data Material (Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4)
Referensi BH-01
(a)
Skematik
desain (Gambar 3 )
(b)
Data
Tanah (Tabel 5)
(c)
Data
Material (Tabel 6, Tabel 7, Tabel 8)
Gambar 2 Plot of geometry with material data sets (Referensi BH-01)
Tabel 1 Soil data sets parameters (Referensi BH-01)
Tabel 2 Material data sets parameters (Referensi BH-01)
Tabel 3 Beam data sets
parameters (Referensi BH-01)
Tabel 4 Geotextile data sets
parameters (Referensi BH-01)
Gambar 3 Plot of geometry with material data sets (Referensi BH-02)
Tabel 5 Soil data sets parameters (Referensi BH-02)
Tabel 6
Material
data sets parameters (Referensi BH-02)
Tabel 7 Beam data sets
parameters (Referensi BH-02)
Tabel 8 Geotextile data sets
parameters (Referensi BH-02)
D.Skenario Model
Faktor keamanan konstruksi diperoleh dengan
menambahkan satu tahapan perhitungan setelah bekerja beban maksimum dengan
menggunakan calculation type phi/c
reduction.- Konstruksi Tahap 1 dilakukan dengan mengaktifkan Plat/Beam dan semua cluster untuk tanah timbun, termasuk perkuatan geotextile, stabilisasi dengan soil cement dan konstruksi tembok penahan tanah.
- Konstruksi Tahap 2 dilakukan dengan mengaktifkan semua cluster untuk rencana Pavement, bahu jalan dan rencana drainase.
- Tahapan terakhir adalah mengaktifkan beban merata 200 kN yang merupakan beban rencana berat kendaraan.
D.Hasil Model
Nilai total displacement pada saat bekerja beban maksimum adalah 1,23 m dengan faktor keamanan 1,66 (Referensi pengeboran BH-01) dan 825,58x10-3 m dengan faktor keamanan 1,59 (Referensi pengeboran BH-02). Hal ini diperoleh karena kondisi tanah dasar pada lokasi rencana konstruksi berupa very soft clay. Stabilisasi dengan soil cement sedalam 1 meter serta pemasangan mini pile 25x25 cm2 sedalam 12 meter tidak mampu meningkatkan daya dukung secara signifikan dan berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa tanah timbunan turun bersamaan dengan struktur tembok penahan dan bidang gelincir yang terjadi memotong dibawah tiang.
Gambar 4 Total Displacement adalah 1,23 m referensi BH-01
Gambar 6 Total Displacement adalah 637,17x10-3 m referensi BH-02
Gambar 7 Angka keamanan yang diberikan oleh struktur
adalah 1,59 referensi BH-02
E.Rekomendasi
Stabilisasi dengan
soil cement sedalam 1 meter serta pemasangan mini pile 25x25 cm2
sedalam 12 meter tidak mampu meningkatkan daya dukung secara signifikan dan
berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa tanah timbunan turun bersamaan dengan
struktur tembok penahan dan bidang gelincir yang terjadi memotong dibawah
tiang. Untuk kondisi ini direkomendasikan untuk penggunan pondasi raft-pile
untuk dukungan struktur agar penurunan yang terjadi berada pada kondisi batas
yang diizinkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar